Chevron Kuasai Ciremai
Berita Catatan Kesederhanaan-Sejauh ini aktivitas eksplorasi panas bumi Pertamina sudah teruji di Kamojang.
Perusahaan migas Amerika Serikat Chevron dipastikan mendapat konsesi selama 20 tahun untuk mengeksplorasi panas bumi di Gunung Ciremai, Jawa Barat.
General Manager Policy, Government and Public Affair Chevron Geothermal Indonesia Paul Mustakim mengatakan, pihaknya memang telah ditetapkan sebagai pemenang tender WKP (wilayah kuasa pertambangan) Gunung Ceremai oleh Pemerintah Daerah Jawa Barat pada Januari 2013 lalu, sementara tendernya dilakukan pada tahun 2011/2012 lalu.
Kepastian Chevron sebagai pemenang tender proyek geothermal ini sempat dibantah oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Menurutnya, belum ada penetapan pemenang tender proyek tersebut.
Ini bisa dilihat dalam kicauan twitternya. “18. Saat ini belum ada pemenang penetapan pemenang tender #HebohCiremai,” ujar Aher.
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Tisnaldi membenarkan bahwa penentuan pemenang itu dilakukan Pemda Jawa Barat. Peserta tender di Ceremai adalah Chevron dan Hitay asal Turki. Pemenangnya Chevron. Menurutnya, Chevron sedang berunding untuk proyek tersebut dengan menggandeng partner lokalnya PT Fajar Jasa Sarana.
Menurut Paul, tender yang dimenangi perusahaannya adalah tender WKP biasa yang diikuti oleh semua investor. “Investor yang memiliki kemampuan finansial dan pengalaman akan menjadi pemenang tender,” ujarnya seperti dikutipKontan (3/3/2014).
Ia menjelaskan, saat ini perusahaan masih melakukan penyelidikan awal tentang potensi panas bumi yang ada di Gunung Ceremai dan belum bisa memaparkan nilai investasinya. “Data Dirjen EBTKE Kementerian ESDM menunjukkan ada potensi sekitar 110 Megawatt (MW) panas bumi di Gunung Ceremai,” terang Paul. Biasanya untuk investasi Geothermal dibutuhan investasi 3,5 juta dolar AS untuk 1 MW.
Lantaran Chevron belum melakukan pengeboran, kata Paul, pihaknya memaklumi jika banyak informasi dan kabar tidak benar yang beredar di masyarakat saat ini sekitar Gunung Ceremai terkait proyek Geothermal tersebut. “Ini menjadi tantangan industri untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat,” jelas Paul.
Ketua Gerakan Massa Pejuang Untuk Rakyat Kuningan (GEMPUR) Okki Satrio Djati menyatakan, pihaknya menuntut transparansi proses tender yang dimenangi Chevron, sebab sejak masa kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, sudah ada tujuh gunung diberikan ke Chevron untuk proyek geothermal.
Pertamina Mampu
Bercokolnya perusahaan migas asing seperti Chevron disayangkan oleh banyak kalangan. Soalnya, dari sisi kemampuan, sebenarnya Pertamina mampu menangani eksplorasi geothermal tersebut.
Pengamat Energi Komaidi Notonegoro, seperti dikutip republika.co.id mengatakan, Pertamina hanya terkendala masalah dana yang disebabkan tak adanya dukungan pemerintah. Ini sangat berbeda misalnya dengan Malaysia yang menganakemaskan Petronas sebagai perusahaan migas nasional.
Komaidi melukiskan, di Malaysia, pendapatan yang dihasilkan Petronas diputar untuk berinvestasi kembali untuk mengembangkan bisnis. Sedangkan di Indonesia, keuntungan Pertamina dimasukkan sebagai pendapatan negara.
Menurut Komaidi, pemerintah seharusnya memberikan potongan dividen kepada Pertamina. ”Dari seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 50 persen dividen untuk negara berasal dari Pertamina,” katanya.
Sejauh ini, lanjutnya, aktivitas eksplorasi panas bumi Pertamina sudah teruji di Kamojang. Artinya, sebagai ujung tombak negara di sektor energi sudah saatnya pemerintah memberikan keleluasaan gerak kepada Pertamina.
Menurut Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI Arim Nasim, langkah pemerintah ini menunjukkan keberpihakan pemerintah kepada asing. “Itulah bukti yang kesekian kalinya bahwa rezim ini lebih berpihak kepada asing,” ungkapnya.
Menurutnya, rezim antek penjajah ini pun pandai berkilah, ketika publik mempermasalahkan rencana penyerahan tersebut dengan menyebut negara jual Ciremai Rp 60 triliun, Kementerian ESDM membantahnya dengan menyatakan Ciremai tidak dijual.
“Betul memang gunungnya tidak dijual tapi menyerahkan potensi panas bumi dirampok oleh Chevron, perusahaan Amerika Serikat,” beber Arim.
Menurut Arim, seharusnya panas bumi tersebut dikelola negara untuk kesejahteraan rakyat, bukan dijual kepada asing. [] Joko Prasetyo
Posting Komentar