Candrahernawan.com - Ramadhan datang, namun telah pergi kembali
Gema takbir Idul Fitri membahana di penjuru negeri, namun hingar bingar takbir telah berakhir.
Itulah kehidupan,
Segala sesuatu ada pertemuan ada perpisahan, ada awal ada akhir, kehidupan pun akan selalu diiringi dengan kematian.
Saudaraku sekalian,
Ramadhan memang telah meninggalkan kita semua, namun hendaknya kita tetap perhatikan hal-hal setelah Ramadhan berlalu,
- Ramadhan itu ibarat tamu, setiap tamu pasti akan pergi meninggalkan kita semua. Begitu pula kita semua di kehidupan dunia, itu adalah tamu, yang akan meninggalkan dunia ini, maka persiapkanlah dengan ketaatan, kebaikan, keimanan dan ketakwaan.
- Ramadhan adalah bulan berlipatnya pahala bagi siapa saja yang melakukan ketaatan. Namun ketaatan itu tidak berlalu meskipun bulan Ramadhan berlalu. Karena kita dituntut untuk beribadah hingga ajal menjemput kita. Allah berfirman, artinya,
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. al-Hijr: 99)
- Setelah 29 hari bertamu ke tempat kita, akhirnya Ramadhan pun pergi. Akankah Ramadhan menjadi saksi yang meringankan kita karena kita melakukan ketaatan, shalat, dan puasa. Ataukah Ramadhan akan menjadi saksi yang memberatkan kita karena kita melalaikannya, bermaksiat, dan segala kejelekan yang kita lakukan?
- Berhati-hatilah dengan setan setelah Ramadhan, setelah Ramadhan berlalu, belenggu mereka sudah kembali dilepas, mereka kembali bebas untuk menggoda manusia.
Setan memiliki tujuan yaitu memasukan manusia ke Neraka. Mereka memiliki rencana jelas agar manusia mengikutinya ke Neraka, yaitu dengan menjadikan engkau terjatuh di dalam kubangan maksiat dan dosa. Ini semua juga bisa menghancurkan segala ketaatan yang manusia lakukan di bulan Ramadhan. Maka ikutilah firman Allah ta’ala, artinya,
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)
- Jagalah Shalat Lima Waktu
Jika di bulan Ramadhan kita mampu untuk shalat lima waktu secara berjamaah termasuk shalat Subuh, maka setelah Ramadhan, mari kita jaga shalat lima waktu kita dengan berjamaah di masjid untuk kaum pria. Karena shalat ada penerangmu di kehidupanmu, di kuburanmu, dan juga di shirath (jembatan). Shalat itu adalah keberkahan di dalam harta dan keluarga. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Maka jangan remehkan shalat.
- Jangan Jauhi Al-Qur’an setelah Ramadhan.
Jangan engkau menjadi orang yang hanya membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan saja, sedangkan di luar Ramadhan engkau jauhi al-Qur’an. Karena al-Qur’an diturunkan untuk dibaca baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Janganlah engkau menjadi seperti yang disebutkan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya, artinya,
“Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan.””(QS. al-Furqan: 30)
- Apakah ibadah Ramadhan kita diterima?
Di antara tanda diterimanya sebuah ketaatan adalah dengan melakukan ketaatan setelahnya, maka bersungguh-sungguhlah dalam kebaikan, ketaatan, keimanan, sedekah, puasa setelah Ramadhan, agar kita menjadi orang-orang yang diterima (ibadahnya).
Berusahalah agar terjadi perubahan menuju lebih baik setelah Ramadhan.
Jangan tertipu dengan ibadahmu dengan berkata, “Aku telah puasa sebulan penuh.” Akan tetapi pujilah Allah ta’ala yang telah memberikan taufiq bisa menjumpai bulan Ramadhan. Dan pujilah Allah ta’ala yang telah memberikan taufiq untuk bisa berpuasa dan shalat Tarawih. Berapa banyak orang yang terhalang dan tidak mampu melakukan ibadah di bulan Ramadhan.
- Jangan lupa puasa enam hari di bulan Syawwal
Termasuk amalan yang disyariatkan setelah bulan Ramadhan adalah puasa enam hari di bulan Syawwal. Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam-
“Barangsiapa yang puasa di bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka itulah puasa setahun.” (HR. Muslim)
Hal itu terjadi karena bulan Ramadhan setara dengan sepuluh bulan, karena kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Sedang enam hari setara dengan enam puluh hari atau setara dua bulan. Itu semua menunjukkan seperti puasa satu tahun.
Demikianlah sedikit renungan setelah Ramadhan berlalu. Teruslah istiqamah dalam beribadah kepada Allah ta’ala meskipun Ramadhan telah berlalu.
Wallahu a’lam
Posting Komentar