Catatan Kesederhanaan-Hampir 30 Muslim telah tewas dan rumah-rumah dibakar dalam kekerasan etnis terburuk yang mewabah di wilayah terpencil timur laut India dalam dua tahun belakangan, kata para pejabat. Polisi menangkap 22 orang setelah pihak berwenang memanggil tentara untuk memulihkan ketertiban di negara bagian Assam dan memberlakukan jam malam terbatas setelah kematian lebih dari 29 orang. Mereka telah dipersalahkan merupakan pemberontak dari kelompok etnis Bodo, yang telah lama menuduh warga Muslim datang ke India secara ilegal dari negara tetangga Bangladesh. Seorang menteri negara untuk wilayah perbatasan, Siddique Ahmed, mengatakan setelah mengunjungi wilayah-wilayah yang terkena dampak kerusuhan itu mengatakan bahwa pemerintah dan partai Kongres yang berkuasa telah gagal untuk melindungi para korban, yang termasuk sedikitnya delapan orang perempuan dan banyak yang merupakan anak-anak.” Bahkan anak-anak berumur dua tahun yang belum bisa berjalan juga ditembak mati. Saya tidak pernah menyaksikan adegan seperti itu dalam hidup saya,” katanya kepada wartawan. Polisi mengatakan mereka telah menangkap 22 orang yang diduga membakar rumah-rumah atau menyediakan tempat penampungan bagi para pemberontak, menurut inspektur jenderal polisi regional, LR Bishnoi. Dia mengatakan, gerilyawan itu berasal dari faksi Front Demokratik Nasional Bodoland, yang telah berperang untuk mendirikan sebuah negara terpisah bagi orang-orang etnis Bodo selama beberapa dekade. Bodos adalah kelompok adat di Assam, yang merupakan 10 % penduduk dari jumlah penduduk negara itu sebesar 33 juta orang. Namun, dalam sebuah email kepada para wartawan, hari Sabtu faksi pemberontak membantah tuduhan itu dan menyalahkan pembunuhan itu kepada pemerintah negara bagian. Kekerasan terjadi ketika keamanan ditingkatkan selama pemilihan umum di India, dimana pemungutan suara berlangsung lebih dari enam minggu. Ketegangan telah meningkat sejak seorang politisi Bodo di parlemen India mengkritik umat Islam kerena tidak memilih calon dari Bodo, kata Lafikul Islam Ahmed, pemimpin organisasi pemuda Muslim yang dinamakan All Bodoland Muslim Students’ Union. (Sumber : The Guardian)
Komentar:
Saat ini adalah musim pembantaian terhadap umat Islam di seluruh dunia. Di wilayah-wilayah terpencil dimana ada penduduk Muslim sekarang secara rutin menjadi target oleh kelompok fanatik yang membenci Islam. Burma, Republik Afrika Tengah dan sekarang Assam ; kita bertanya-tanya selanjutnya apa yang akan terjadi? Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ، فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ، وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ
“Imam adalah perisai, di belakangnya rakyat berperang dan dia menjadi pelindungmu, jika dia memerintahkan dengan taqwa maka dia mendapatkan pahala, dan jika dia memerintahkan dengan selain itu maka hal itu kembali kepada dirinya sendiri.” (HR. Muslim)
Posting Komentar