Catatan Kesederhanaan-Pengamat politik internasional asal Inggris Dr Abdullah Robin menyatakan pemerintah negeri yang berpenduduk Muslim terbesar sedunia Indonesia bersekongkol dengan pemerintah Myanmar sehingga mendiamkan pembantain yang dilakukan rezim Budha kepada Muslim Rohingya.
“Pertemuan Puncak ASEAN 2014 minggu ini (akhir pekan lalu, red) akan menjadi waktu yang ideal untuk membantu Muslim Rohingya, tetapi kenyataanya tidak pernah, yang terjadi malah pengkhianatan yang memalukan,” tegasnya seperti artikel yang ditulisnya untuk Hizbut Tahrir Pusat, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Muslim Rohingya pantas mendapatkan kata-kata yang baik pada KTT ASEAN, terutama karena acara ini pertama kalinya diselenggarakan oleh Myanmar, tetapi tidak ada kata yang diucapkan sama sekali atas mereka. Semua kata-kata baik hanya diberikan kepada Sang Penganiaya Muslim Rohingya.
“Kami telah membangun empat sekolah di Rakhine untuk meningkatkan semangat rekonsiliasi di antara semua lapisan masyarakat,” ujar Robin menirukan ucapan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa pada KTT ASEAN tersebut.
Jadi, kritik Robin, alih-alih menjadi pelindung yang kuat Muslim Rohingya, Indonesia sedang membangun sekolah-sekolah! “Mungkin saja Menteri Luar Negeri Indonesia mendatang akan membual tentang membangun sekolah-sekolah untuk rekonsiliasi antara Palestina dan Yahudi di Yerusalem?” sindirnya yang kecewa mendengar respon Marty Natalegawa terhadap pembantaian Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine Myanmar.
Menurutnya, bukan hanya Indonesia yang bermasalah. Negeri Muslim lainnya yang turut hadir dalam konferensi dua tahun sekali tersebut seperti Malaysia dan Brunei Darussalam setali tiga uang juga. Bahkan Bangladesh dengan kejam mengusir Muslim Rohingya.
Dan tak kalah kejamnya, tatkala diamnya rezim Hindu Thailand dalam konferensi itu. “Karena menurut laporan Reuters, pemerintah Thailand diam-diam bekerja sama dengan para penyelundup manusia untuk mengirim Muslim Rohingya ke luar negeri sebagai budak,” ungkapnya.
Kebalikannya dari pengkhianatan para penguasa hari ini, yakni Khilafah Utsmaniyah. Pada 1492, Khalifah Bayazid II mengirimkan angkatan lautnya untuk menyelamatkan para pengungsi Yahudi yang melarikan diri dari penganiayaan Kristen di Spanyol. “Hal ini adalah kebaikan dan kemurahan hati ‘Islam politik’ terhadap semua orang, tidak hanya kaum Muslim,” pungkasnya.[]RZ/Joy
Posting Komentar