Headlines News :
Home » » Melipat Rezeki dari Tikar Kelas Ekonomi

Melipat Rezeki dari Tikar Kelas Ekonomi

Written By catatan kesederhanaan on Jumat, 08 Juli 2016 | 16.05


Candrahernawan.com - Pagi bahkan belum bergulir menjadi siang di Pelabuhan Penyeberangan Feri Bolok Tenau Kupang. Namun ibu separuh baya itu sudah mulai menyusun rapi sejumlah tikar dagangannya di pojokan ruang tunggu pelabuhan penyeberangan.

Ia terlihat sigap, menyusun dua jenis tikar menjadi terpisah secara perlahan-lahan. Di satu sisi, tertutup kurang lebih 10 lembar tikar anyaman. Di sisi lainnya tersusun sebuah tikar yang terbuat dari bahan sintetis. 

Usai merapikan, ia mengambil sebotol air minum. Sembari meredakan dahaga, mata ibu dua anak ini terlihat waspada. Pandangan dijuruskan pandangan pada sejumlah kapal Feri, yang akan bertolak ke beberapa pulau di NTT.

Siang akhirnya menyapa. Matahari mulai menyengat ubun-ubun kepala ketika Ester Radja, nama Si Ibu, tiba-tiba menegakan kaki dan bergegas beranjak ke dermaga itu.  

"Yang akan ke Pulau Sabu Raijua kapalnya sebelah kanan, yang mau ke Lembata dan Adonara ferinya sebelah kiri," terdengar suara dari operator ASDP sedikit memekakan telinga. Pada Senin (8/7) itu, terlihat puluhan pemudik mulai berdesak-desakan berbaris menunggu tiketnya diperiksa oleh petugas ASDP cabang Kupang. 

Ester langung bergerak menuju ke dua kapal yang akan dinaiki para pemudik. Langkahnya sesaat terhenti di persimpangan antara kapal yang akan ke Sabu dan Lembata. Raut wajahnya terlihat ragu.  

"Bapak, kapal yang akan berangkat lebih dahulu yang mana ya," tanya Ester kepada seorang petugas ASDP penjaga karcis masuk pelabuhan tersebut. 

"Yang sebelah kanan Mama, yang mau ke Sabu Raijua. Jam 12.00 Wita sudah  bertolak," jawab petugas karcis mengenakan papan nama bertulikan Samuel. Ester, yang hari itu mengenakan baju kemeja lengan panjang kotak-kotak, topi coklat, sarung tangan motif zebra lantas melesat ke arah kapal disebut petugas.

Setiba di dalam kapal, pedagang lain terlihat sudah ramai menjajakan tikar-tikarnya kepada para pemudik kelas ekonomi. Enggan buang waktu Ester terjun bergabung dengan mereka. Dengan menyusuri kapal, Ester mencari-cari pemudik yang mungkin membutuhkan tikarnya. 

"Kalau di hari-hari biasa penjualannya tidak sebanyak kalau hari liburan seperti liburan Lebaran ini," kata Ester sembari melihat ke sekeliling kapal siaga memburu calon pelanggannya.  "Selama dua hari ini saat mudik, penjualan sangat meningkat. Dari yang awalnya hanya lima tikar terjual dalam sehari beberapa hari terakhir ini meningkat menjadi 15 sampai 20 tikar." 

Harga tikar yang dijualnya bervariasi. Untuk jenis tikar anyaman harganya mencapai Rp 30 ribu per lembar.  Sementara tikar jenis sintetis harganya sebesar Rp 20 ribu per lembar. Tikar anyaman lebih mahal karena butuh keahliahan untuk membuatnya. Tikar ini juga lebih dingin jika digunakan. Saat musim liburan seperti ini Ester mengaku sangat bersyukur.  Rezeki yanng dikantonginya dari tikar-tikar itu berlipat.

Senada dengannya, Normalina Hale (43) punya perasaan sama. Wanita yang sudah berjualan tikar di atas kapal sejak didirikannya pelabuhan feri Bolok Kupang itu mengaku keuntungan dari tikar melonjak saat libur hari raya. 

"Dalam sehari kalau hari libur seperti saat ini saya dan teman-teman saya bisa membawa pulang uang sebesar Rp 500 ribu sampai dengan Rp 1 juta," ujar Normalina sambil duduk menunggu kembali panggilan dari para pemudik yang ingin membeli tikarnya. Bila hari biasa, jumlah uang yang bisa ia bawa pulang ke rumah hanya berkisar Rp 200 ribu sampai dengan Rp 400 ribu.

Normalina mengaku menjual tikar untuk membantu suaminya. Pekerjaan suami sebagai tukang ojek di Kota Kupang menurutnya belum memberikan penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan harian mreka.

"Kalau tidak berjualan seperti ini mau dapat uang dari mana. Dengan mendapatkan kurang lebih Rp 500 ribu perhari sudah bisa membantu saya dan suami saya memenuhi kebutuhan sehari-hari," tuturnya.

(Sumber: Antara)


Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Candra Hernawan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger